Kamis, 21 Juli 2011

"That's what (best) friends are for."

Sahabat terkena musibah. Lalu sahabatnya datang tanpa persiapan apapun. Menunggu dan menghibur sampai malam.

Begitu banyak simpati yang diberikan, namun alangkah lebih baik apabila itu disertai dengan empati. Sahabat yang baik takkan meninggalkannya sendirian.

Kalo sudah begini, akan diketahui mana sahabat mana teman. Dalam hal ini, predikat 'sahabat' akan dipertaruhkan.

Berbuatlah lebih banyak kepada sahabat, karena kebaikan akan di balas dengan kebaikan juga.
"That's what (best) friends are for."

Selasa, 21 Juni 2011

Healing Post..

Tuhan menciptakan manusia dengan sempurna. Oleh karena itu, manusia disebut makhlukNya yang paling sempurna. Bisa merasa karena punya perasaan dan berpikir karena punya alat untuk berpikir, otak. Manusia bisa menggunakan otaknya untuk menentukan mana yang baik dan buruk dan mana yang boleh dan dilarang. Manusia bisa memilih. Itulah perbedaan manusia dengan hewan, walaupun sama-sama punya otak. Dengan fakta itulah, seharusnya tidak ada lagi yang namanya iri pada diri manusia, karena toh mereka terlahir dengan kesempurnaan.

Tapi coba lihat sekeliling kita, kesempurnaan seperti apa yang diinginkan dan dicari oleh manusia yang selalu tidak pernah merasa cukup atas segala kesempurnaan yang dibawanya semenjak mereka membuka mata di dunia baru ini? Padahal dunia ini hakikatnya adalah dunia fana tempat mereka menebus segala kesalahan si pendahulu. Sedangkan, beberapa diantara mereka, ada yang harus menanggung beban yang tidak mereka minta sejak lahir. Ketidaksempurnaan yang harus ditanggungnya seumur hidup dengan segala cela, caci maki dan ketidakmampuan untuk melakukan segala hal yang mereka layak dapatkan. Lalu, beberapa diantara mereka malah dapat mengilhami para sempurna dengan keikhlasannya, kebesaran, kelapangan, dan kerendahan hatinya bahkan semangat hidupnya yang luar biasa!.

'Yaaahh namanya juga manusia....'. Itu dia yang sering digaungkan atas nama pemberian alasan karena harus mengakui kesalahan. Berbuat salah? Tindakan yang wajar. Memperbaikinya adalah kewajiban dan berusaha menghindarinya adalah sebuah usaha yang harus terus dilakukan. Si penulis ini juga manusia, jadi alangkah baiknya apabila sekarang menempatkan dirinya dalam kategori ini. Lebih baik memakai 'kita'. Selain otak untuk berpikir, tentu kita tidak lupa bahwa ada satu bagian lagi dalam hidup kita yaitu hati untuk merasa. Merasa sedih, senang, kaget entah itu mendengar kabar menggembirakan atau menyedihkan, khawatir, marah, kecewa, iri, terkucilkan, dan sebagainya. Keseluruhan rasa itu datang sebagai reaksi dari peristiwa tertentu. Wajar? Tentu saja!. Tidak ada keraguan untuk itu. Tapi bisakah mengendalikannya? Bisa! Lalu dengan apa? Dengan bersyukur kepada Si Pemberi Nikmat, Tuhan Y.M.E. Pernah sekali saya mendengar dakwah dari Ustadzah di salah satu stasiun TV swasta, beliau mengatakan kurang lebih seperti ini,

"Allah SWT akan memberikan ujian kepada umatNya yang beriman dan bertaqwa kepadaNya, lalu akan memberikan cobaan kepada umatNya yang masih setengah-setengah dan sebuah azab bagi mereka yang tidak beriman dan bertaqwa kepadaNya."

Pengendalian diri dibutuhkan untuk menghalau rasa-rasa negatif itu. Maka alangkah bijaksana apabila setiap manusia percaya bahwa Tuhan Maha Adil dan akan memberikan apa yang pantas diberikan kepada manusia berdasarkan seberapa besarnya usaha manusia itu sendiri untuk dipantaskan dalam menerima kesempatan itu.

Ingin sekali saya bisa bersyukur atas segala hal yang saya terima dan miliki di dunia terlepas dari adanya ketidakadilan yang saya temui dan rasakan. Melihat orang lain yang sudah bahagia dan mereka dibahagiakan lagi, orang yang mampu namun dimampukan lagi, diberikan nikmat yang berlipat-lipat, keberuntungan yang tiada batas, bukanlah sesuatu yang begitu saja dapat diterima oleh perasaan. Tapi mudah-mudahan dengan selalu mengingat bahwa Tuhan Maha Adil dan manusia diberikan pilihan untuk bersyukur, maka hal-hal itu dapat dihindari. Amin.

Selasa, 17 Mei 2011

Grateful! :D

I am too ashamed to say it loudly or tell this person directly but this is not something shameful. I can assure that. :))

This was before the story began...
I feel so much excitement when looking at his social media's pages, reading his status, commenting on them, chatting with him, reading his jokes, imagining he's right before me telling them loudly, texting with him, arranging time for a first date, meeting him for the first time, spending that day together, keep chatting with him almost every night, texting frequently day and night, starting to feel the 'cupid's work', starting to call him 'Tweety' because he's similar with it, arranging the following dates, telling the true feeling and finally declaring that him and I being 'us' on that Saturday afternoon.

For me, those moments wouldn't be something easy to forget. I cannot remember when I can be so sure. I've known him for more than a year. I know it's not common puppy love. i can feel it. I start to love him because I've realized that I can take his good and the bad.
Sometimes we fight for any small even tiny reason but then we get even closer. He's there. Yes, he's always there. Right there, in my mind and heart and never want to be erased or replaced. I already miss him since we wave goodbye. I love when he’s smiling, doing his work, picking me up, telling his favorite songs and movies, taking pictures with his camera, touching my head and recently I love watching him sleeping.

Yeah, I cannot remember when exactly I feel this way. As I know, I don’t want to be with any other, but HIM!

Specially dedicated for my Dhanang Tri Widiyanto.

Minggu, 24 April 2011

No More 'Take it or Leave it'

I thought it was fair, in fact it isn't. I have been criticized but it's totally okay. In my last post, I stated this phrase 'Take it or Leave it' which I realized (actually, I had been realized) it's not something worth to ever thinking about. :D

If anyone reads closely to my last post, they might understand what I was writing about and what obviously 'Take it or Leave it' meant. To be honest, I wrote it because I was bored, mad and totally tired about the idea of discussing the old pasts. It seemed right to me at that time. Though, it's false.

One said, the one who could finally bring round me.
"If you always think of breaking this bond, I bet we'll come to an end soon. Problems are something we need to overcome and find the solutions for them. Do you want it comes to an end?"

The answer is NO. A 100% NO.
For the one who's making me feel calm as well as soundless before him, hopefully I won't think about that anymore.

So sorry because I don't erase the post as I told you, I think I just need some revisions and clarifications.
:)

And this, only to him --> XOXO


Runaprilia




Sabtu, 09 April 2011

TAKE IT OR LEAVE IT! (Had been revised)

The last post was November 10th, 2010. Hmm..it's been a long time. And now, I'm gonna post about the 'heart song'. I'm so sorry it's not about something you need to read, it's not something informative too. I was thinking that I think I need to write this. Yeah, women. They like to share these things.

It's what I think that leads me to write today.
"Everyone lives with their past. The past, it would never disappear. It is just kept inside. No matter how hard everyone try to erase it, it would just be there. Why? Because it's a part of life and moments that everyone has experienced. So, if anyone out there mind about this thing, hey! you have this too."

Don't let the past ruins the present. If it happens, surely it's something out of control. Because I live with that. Try to always remember it? Sorry to say, I don't. From now on, I tell you, I have pushed them deep down inside.



Runaprilia